Sinopsis The Wind 2018

Sinopsis The Wind 2018

Sinopsis:

The Wind (2018) adalah film horor psikologis dengan latar di padang gersang Amerika Barat abad ke-19.

Cerita mengikuti Lizzy Macklin, seorang wanita perintis yang ditinggal suaminya dan harus hidup sendirian di tengah alam liar. 

Saat angin tak henti berhembus dan suara-suara aneh mulai terdengar, Lizzy mulai mempertanyakan kewarasannya. Dihantui rasa bersalah dan kesendirian, ia perlahan ditarik ke dalam pusaran teror yang mungkin berasal dari makhluk gaib... atau pikirannya sendiri.

Spoiler:

Di tengah padang luas yang terpencil, dua keluarga perintis, keluarga Harper dan Macklin, mencoba bertahan hidup. Lizzy Macklin dan suaminya, Isaac, tinggal di rumah sederhana di bawah langit terbuka yang lebar, jauh dari peradaban. 

Namun, ketenangan itu segera berubah menjadi kekacauan setelah tragedi menimpa bayi Emma Harper, yang meninggal setelah terkena tembakan.

Lizzy, yang merasa bertanggung jawab karena senjata yang melukai Emma adalah miliknya, merasa dihantui oleh rasa bersalah yang mendalam. Bayi Emma dimakamkan bersama ibunya, namun perasaan tidak tenang menyelimuti Lizzy.

Tak lama setelah kejadian itu, Isaac harus berangkat ke kota untuk beberapa hari, meninggalkan Lizzy sendirian di rumah. Dalam kesendirian, Lizzy mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres. 

Dia merasa diperhatikan, seolah-olah ada sesuatu yang mengintai di luar rumah. Ketika membersihkan ruang keluarga yang pernah digunakan untuk menyelamatkan bayi Emma, ia teringat akan kejadian itu. 

Di luar jendela, serigala-serigala liar tiba-tiba muncul, menyerangnya. Lizzy berhasil masuk ke dalam rumah dan menembak salah satu serigala, namun hal yang aneh terjadi. Bayangan serigala itu perlahan-lahan berubah menjadi sosok manusia yang tampak seolah-olah menatapnya dengan mata yang kosong. 

Setelah itu, serigala-serigala itu kabur, tetapi Lizzy semakin merasa terperangkap dalam rasa ketakutan yang semakin memburuk.

Hari demi hari, perasaan terisolasi semakin mendalam. Lizzy mulai merasakan kehadiran yang tidak kasat mata di rumah itu. Setiap malam, ia mendengar suara langkah kaki di lantai atas, bisikan yang memanggil namanya, dan tangisan bayi yang mengusik tidurnya. 

Ia merasa ada sesuatu yang mengawasinya, sebuah kekuatan gelap yang perlahan mulai menguasai pikirannya.

Dalam pencariannya untuk mencari penjelasan, Lizzy menemukan sebuah buku milik Emma, yang berisi catatan tentang ketakutan akan "Setan Angin"—makhluk yang dipercaya mengintai orang-orang yang tinggal di tempat terpencil, memanfaatkan kesendirian dan kesepian untuk memburunya. 

Dengan setiap halaman yang dibacanya, Lizzy merasa semakin terperangkap dalam cerita yang Emma tulis, dan semakin yakin bahwa "Setan Angin" itu bukan hanya sebuah mitos, melainkan ancaman yang nyata.

Suatu malam, setelah mendengar suara langkah kaki di luar rumah, Lizzy membuka pintu dan melihat sosok Emma berdiri di luar, mengenakan gaun putih berlumuran darah. Di pelukannya, Emma menggenggam sesuatu yang tampak seperti bayi—bayi yang tampak mirip dengan dirinya sendiri. 

Dalam teriakan panik, Lizzy menutup pintu, tetapi suara tangisan itu terus terdengar, semakin keras. Lizzy mencoba untuk melawan ketakutannya, tetapi perasaan bersalah yang menguasai dirinya semakin memperburuk keadaan.

Ketika Isaac kembali ke rumah, ia menemukan situasi yang lebih mengerikan daripada yang ia bayangkan. Rumah itu hancur berantakan, dindingnya penuh dengan coretan yang tidak dapat dijelaskan, dan Lizzy duduk terdiam di tengah kekacauan. 

Dalam percakapan terakhir mereka, Lizzy mengungkapkan bahwa ia merasa terperangkap oleh rasa bersalahnya, dan bahwa ia merasa makhluk jahat itu kini menguasainya. Namun, Isaac tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya. Di dalam rumah yang sunyi itu, Lizzy kini hanya tinggal dengan bayangannya sendiri.

Di akhir film, Lizzy berdiri sendirian di tengah padang luas, dikelilingi oleh angin yang kencang, suara bisikan samar yang memanggilnya, dan bayangan-bayangan yang tampak datang dan pergi. 

Saat kamera menjauh, penonton dihadapkan pada sebuah pertanyaan: apakah semua yang terjadi benar-benar nyata, atau apakah Lizzy hanyalah korban dari kegilaan yang lahir dari rasa bersalah dan kesepian yang tiada henti?